Selasa, 05 Februari 2013

Semuanya Sudah Terlambat


Air mataku kembali menetes, aku tak dapat membendungnya kembali. Aku hanya diam terpaku menyaksikan seseorang yang aku sayang akan mengakhiri masa lajangnya dengan orang lain. Kakiku terasa beku. 

Mungkin salah ku juga selama ini aku tidak peka, tidak peka kalau sebenarnya dia itu suka sama aku, aku berfikir dia perhatian sama aku karena dia sudah menganggap aku sebagai saudaranya perempuannya sendiri. Mengapa harus saudara perempuan? Karena dia anak tunggal dan menginginkan figur seorang adik perempuan dalam kehidupan nyatanya. Ok mengingat keadaan seperti itu dan kebetulan aku juga menginginkan seorang  kakak yang perhatian denganku tanpa basa-basi tawaran dia menjadikan aku sebagai adiknya pun aku terima.
Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan kebiasaanku dengannya terekam dalam memoriku. Seperti belajar bermain gitar dengannya, ya...kebiasaan itu salah satu kebiasaan yang sering kami lakukan.
Suatu ketika aku memintanya untuk mengantarkanku kesalah satu toko buku langganan kami yang letaknya tidak jauh dengan sekolah kami.
“kak, ntar anterin aku ya?”
“kemana?”
“biasa toko buku”
“ntar aku ada acara”
“yaaah...ya udah lah ntar aku pergi sendiri aja gak papa”
“hehehe iya ya..ntar aku anter”
“makasih ya kakak”
“sama sama ntar aku tunggu diparkiran ya, gak pake lama kalau lama aku gak jadi nganter”
“siap bos!”
Karena aku mengetahui betul, dia itu gak suka kalau yang namanya nunggu makanya setelah bel pulang aku langsung menuju parkiran.

Sesampai di toko buku

“emang ada novel baru ya?”
“iya dong, kalau gak ada yang baru aku gak bakalan ngajak kamu kesini”
“emang novel apaan sih”
“ada deh ntar juga tahu kok”
“ok deh, ntar kalau kamu dah selesai baca novelnya kakak pinjem ya?”
“ok”
Setelah mendapatkan novel yang selama ini aku cari, si doi mengajakku makan siang. Karena ini perut sudah keroncongan aku terima aja tawarannya.
“laper gak?”
“laper kak”
“makan di tempat biasa yuk”
Memang sudah lama kami tidak jalan bareng itu artinya sudah lama pula kami tidak makan nasi goreng juga. Nasi goreng adalah menu andalan kami selain nasi goreng es beras kencur juga menjadi minuman favorit kami.
“hei”
“iya kak?”
“aku mau ngomong”
“gak biasanya kamu kaya gini, ngomong aja”
“ok, aku disuruh kuliah di bandung”
Terdiam sejenak dengan pandangan kosong
“bandung?”
“iya, maaf ya aku gak mungking bisa mengelak lagi, maaf kalau aku gak bisa nepatin janji buat jagain kamu, tapi jangan khawatir aku tetep bisa jaga kamu dari bandung kok, ok”
Rasa khawatir dan takut kehilangan diapun datang karena selama 3 tahun aku mengenalnya, aku merasa hidupku lengkap mungkin tanpa dia hidupku tak seindah ini, aku juga membayangkan kalau dia kuliah di bandung terus yang mau perhatian lagi sama aku siapa yang mau nganter aku ke toko buku lagi siapa, yang mau nyanyi buat aku siapa. Mungkin aku adalah cewek manja kurang kasih sayang dari seseorang yang aku anggap penting dalam diriku. 
 ”hati-hati ya kak, jaga diri kakak baik-baik nanti kalau udah sampai bandung jangan lupa sms ya”
“iya sayang”
Lambat laun aku merasakan ada perasaan cinta sama dia tapi apa boleh buat aku hanya bisa terdiam dan tak bisa mengutarakan perasaan ini karena aku yakin cintaku ini akan bertepuk sebelah tangan. Mana mungkin kakak jatuh cinta sama adiknya sendiri, itu mustahil.
Seperti biasa, pagi yang cerah dengan mentari yang bersinar dari ufuk timur aku dan ibuku bergegas untuk berbelanja keperluan sehari-hari.
“bu, hpku kok gak ada dikantong ya?”
“kok malah tanya ibu sih”
“ya siapa tahu aja ibu ngumpetin”
“mana mungkin, hm mungkin ketinggalan di rumah”
“gak tadi aku kantongin kok”
“bentar ibu miscall siapa tahu ada disekitar sini”
“nomor yang anda tuju sedang berada diluar service area....tuut..tuuut.tuuut”
“yah ngalamat ilang tu hp”
“kok ibu ngomong gitu”
Tak diduga tak di sangka hpku hilang entah kemana. Seketika itu aku berfikir gimana ngubungin si doi kalau hpku hilang ya, mana aku gak hafal nomornya lagi huuft. Ooh iya kan masih ada fb. Yup sepulang berbelanja aku mencoba membuka fb dan mengirim pesan untuknya kalau hpku hilang dan aku juga udah ngasih nomor hpku yang baru tapi apa hasilnya?setiap hari aku buka tu fb gak ada balasan darinya, mention ku juga gak di balas sampai sampai ak mengirim pesan lewat email juga gak dibalas
“Ya allah! Ada apa ini! Aku harus gimana lagi?”
Pikiranku sudah gak bisa positif, karena keadaan seperti itu membuat hari hariku semakin gak mood buat ngapa ngapain akhirnya  aku memutuskan untuk mencoba mengubur dalam dalam kenangan manis bersamanya. Termasuk memindahkan kado kado yang doi berikan, mainan kami dll dan ketika aku memindahkan novel terakhir yang doi pinjem ada selembar kertas yang jatuh dari sela sela novel tersebut. Kemudian aku baca ternyata itu surat dari doi yang intinya dia itu cinta sama aku dan menginginkan aku menjadi kekasihnya, tapi apa daya semua sudah terlambat. Dia telah pergi dan bahkan mungkin sekarang dia sudah tidak mengenalku lagi, mungkin dia sudah mempunyai sosok pendamping yang dia inginkan.
Setiap sholat aku berdoa semoga aku bisa bertemu doi lagi aku mau jujur tentang perasaanku yang sebenarnya.
            Pagi itu aku dan Vani jalan-jalan seperti biasa, habis pulang kuliah. Yah..itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Kami berdua jalan menyusuri koridor mall, kami berdua memang gemar berbelanja.
Setelah capek berbelanja akhirnya kami pun pulang dan menyusuri koridor mall menuju parkiran. Aku melihat seorang cowok mirip banget sama doi dan aku yakin itu doi.
“kakak!!”
Dia tidak mendengarku, tak lama kemudian ada seorang cewek mengenakan baju pengantin berwarna putih mendekati si doi
“beib, bagus yang ini ya. Buat ahad nikahnya pake yang ini aja ya”
“aku sih terserah kamu”
Langkahku terhenti, kakiku kaku, nafasku sesak seakan aku akan mati berdiri setelah mendengar itu semua. Mungkin allah menijinkan aku melihatnya kembali tetapi allah tidak mengijiinkan ku memilikinya lebih dari seorang kakak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar