Air mataku kembali menetes, aku tak
dapat membendungnya kembali. Aku hanya diam terpaku menyaksikan seseorang yang
aku sayang akan mengakhiri masa lajangnya dengan orang lain. Kakiku terasa
beku.
Mungkin salah ku juga selama ini aku
tidak peka, tidak peka kalau sebenarnya dia itu suka sama aku, aku berfikir dia
perhatian sama aku karena dia sudah menganggap aku sebagai saudaranya
perempuannya sendiri. Mengapa harus saudara perempuan? Karena dia anak tunggal
dan menginginkan figur seorang adik perempuan dalam kehidupan nyatanya. Ok
mengingat keadaan seperti itu dan kebetulan aku juga menginginkan seorang kakak yang perhatian denganku tanpa basa-basi
tawaran dia menjadikan aku sebagai adiknya pun aku terima.
Seiring dengan berjalannya waktu,
kebiasaan kebiasaanku dengannya terekam dalam memoriku. Seperti belajar bermain
gitar dengannya, ya...kebiasaan itu salah satu kebiasaan yang sering kami
lakukan.
Suatu ketika aku memintanya untuk
mengantarkanku kesalah satu toko buku langganan kami yang letaknya tidak jauh
dengan sekolah kami.
“kak, ntar anterin aku ya?”
“kemana?”
“biasa toko buku”
“ntar aku ada acara”
“yaaah...ya udah lah ntar aku pergi
sendiri aja gak papa”
“hehehe iya ya..ntar aku anter”
“makasih ya kakak”
“sama sama ntar aku tunggu diparkiran
ya, gak pake lama kalau lama aku gak jadi nganter”
“siap bos!”
Karena aku mengetahui betul, dia itu
gak suka kalau yang namanya nunggu makanya setelah bel pulang aku langsung
menuju parkiran.
Sesampai di toko buku
“emang ada novel baru ya?”
“iya dong, kalau gak ada yang baru
aku gak bakalan ngajak kamu kesini”
“emang novel apaan sih”
“ada deh ntar juga tahu kok”
“ok deh, ntar kalau kamu dah selesai
baca novelnya kakak pinjem ya?”
“ok”
Setelah mendapatkan novel yang selama
ini aku cari, si doi mengajakku makan siang. Karena ini perut sudah keroncongan
aku terima aja tawarannya.
“laper gak?”
“laper kak”
“makan di tempat biasa yuk”
Memang sudah lama kami tidak jalan
bareng itu artinya sudah lama pula kami tidak makan nasi goreng juga. Nasi
goreng adalah menu andalan kami selain nasi goreng es beras kencur juga menjadi
minuman favorit kami.
“hei”
“iya kak?”
“aku mau ngomong”
“gak biasanya kamu kaya gini, ngomong
aja”
“ok, aku disuruh kuliah di bandung”
Terdiam sejenak dengan pandangan
kosong
“bandung?”
“iya, maaf ya aku gak mungking bisa
mengelak lagi, maaf kalau aku gak bisa nepatin janji buat jagain kamu, tapi
jangan khawatir aku tetep bisa jaga kamu dari bandung kok, ok”
Rasa
khawatir dan takut kehilangan diapun datang karena selama 3 tahun aku
mengenalnya, aku merasa hidupku lengkap mungkin tanpa dia hidupku tak seindah
ini, aku juga membayangkan kalau dia kuliah di bandung terus yang mau perhatian
lagi sama aku siapa yang mau nganter aku ke toko buku lagi siapa, yang mau
nyanyi buat aku siapa. Mungkin aku adalah cewek manja kurang kasih sayang dari
seseorang yang aku anggap penting dalam diriku.
”hati-hati
ya kak, jaga diri kakak baik-baik nanti kalau udah sampai bandung jangan lupa
sms ya”
“iya sayang”
Lambat laun aku merasakan ada
perasaan cinta sama dia tapi apa boleh buat aku hanya bisa terdiam dan tak bisa
mengutarakan perasaan ini karena aku yakin cintaku ini akan bertepuk sebelah
tangan. Mana mungkin kakak jatuh cinta sama adiknya sendiri, itu mustahil.
Seperti biasa, pagi yang cerah dengan
mentari yang bersinar dari ufuk timur aku dan ibuku bergegas untuk berbelanja
keperluan sehari-hari.
“bu, hpku kok gak ada dikantong ya?”
“kok malah tanya ibu sih”
“ya siapa tahu aja ibu ngumpetin”
“mana mungkin, hm mungkin ketinggalan
di rumah”
“gak tadi aku kantongin kok”
“bentar ibu miscall siapa tahu ada
disekitar sini”
“nomor yang anda tuju sedang berada diluar
service area....tuut..tuuut.tuuut”
“yah ngalamat ilang tu hp”
“kok ibu ngomong gitu”
Tak diduga tak di sangka hpku hilang
entah kemana. Seketika itu aku berfikir gimana ngubungin si doi kalau hpku
hilang ya, mana aku gak hafal nomornya lagi huuft. Ooh iya kan masih ada fb.
Yup sepulang berbelanja aku mencoba membuka fb dan mengirim pesan untuknya
kalau hpku hilang dan aku juga udah ngasih nomor hpku yang baru tapi apa
hasilnya?setiap hari aku buka tu fb gak ada balasan darinya, mention ku juga
gak di balas sampai sampai ak mengirim pesan lewat email juga gak dibalas
“Ya allah! Ada apa ini! Aku harus
gimana lagi?”
Pikiranku sudah gak bisa positif,
karena keadaan seperti itu membuat hari hariku semakin gak mood buat ngapa
ngapain akhirnya aku memutuskan untuk
mencoba mengubur dalam dalam kenangan manis bersamanya. Termasuk memindahkan
kado kado yang doi berikan, mainan kami dll dan ketika aku memindahkan novel
terakhir yang doi pinjem ada selembar kertas yang jatuh dari sela sela novel
tersebut. Kemudian aku baca ternyata itu surat dari doi yang intinya dia itu
cinta sama aku dan menginginkan aku menjadi kekasihnya, tapi apa daya semua
sudah terlambat. Dia telah pergi dan bahkan mungkin sekarang dia sudah tidak
mengenalku lagi, mungkin dia sudah mempunyai sosok pendamping yang dia inginkan.
Setiap sholat aku berdoa semoga aku
bisa bertemu doi lagi aku mau jujur tentang perasaanku yang sebenarnya.
Pagi itu aku
dan Vani jalan-jalan seperti biasa, habis pulang kuliah. Yah..itu adalah hal
yang sangat menyenangkan. Kami berdua jalan menyusuri koridor mall, kami berdua
memang gemar berbelanja.
Setelah capek berbelanja akhirnya
kami pun pulang dan menyusuri koridor mall menuju parkiran. Aku melihat seorang
cowok mirip banget sama doi dan aku yakin itu doi.
“kakak!!”
Dia tidak mendengarku, tak lama
kemudian ada seorang cewek mengenakan baju pengantin berwarna putih mendekati
si doi
“beib, bagus yang ini ya. Buat ahad
nikahnya pake yang ini aja ya”
“aku sih terserah kamu”
Langkahku terhenti, kakiku kaku,
nafasku sesak seakan aku akan mati berdiri setelah mendengar itu semua. Mungkin
allah menijinkan aku melihatnya kembali tetapi allah tidak mengijiinkan ku
memilikinya lebih dari seorang kakak.